Selasa, 28 Maret 2017

Anda punya nyali menyebrangi jembatan pantai ini ?


Mencoba Sensasi Wahana Baru, ‘Jembatan Gantung’ Pantai Timang

Pemandu sedang mengantar wisatawan menyeberang melewati jembatan gantung di Pantai Timang. KH/ Kandar.


Ada yang baru di Pantai Timang. Sebelumnya, pantai ini terkenal memiliki keunikan dengan adanya Gondola, yaitu alat penyebrangan. Belum lama ini pantai dilengkapi dengan jembatan gantung. Kelompok warga setempat menyediakan pilihan baru bagi wisatawan untuk menyeberang ke pualu kecil spot khas di Pantai tersebut.
Wahana penyebrangan ini benar-benar masih baru, karena baru pada Senin, (13/3/2017) kemarin, dibuka untuk melayani wisatawan. Berbeda dengan Gondola, alat penyebrangan yang pertama dibangun ini mirip kereta gantung, wisatawan duduk lalu ditarik. Sedangkan dengan wahana baru, wisatawan yang ingin menyebrang dapat melakukannya dengan berjalan kaki.
Siran (43), salah satu anggota kelompok penyedia jembatan gantung menuturkan, jembatan gantung yang dibangun tidak jauh dari Gondola disediakan sebagai pilihan baru bagi wisatawan, atau menjadi alternatif apabila takut menaiki Gondola.
Warga Padukuhan Luwengombo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus ini mengatakan, jembatan gantung dibangun oleh kelompok warga terdekat dengan pantai, sebagian dari padukuhan Danggolo dan sebagian lain dari Padukuhan Luwengombo.
“Ada 12 warga yang tergabung dalam kelompok pembangunan jembatan ini. kami memulainya sekitar 1 bulan yang lalu,” terang Siran. Ia mengungkapkan, pembangunan jembatan dengan bahan utama tali senar dan potongan-potongan kayu itu menghabiskan biaya yang mencapai Rp. 50 juta.
Bagi wisatawan yang ingin menyeberang, dengan membayar Rp. 100 ribu akan mendapat fasilitas dampingan sekaligus pengaman berupa harnes. Menurutnya, biaya tersebut tergolong murah, mengingat biaya penyediaan wahana dan perawatan yang cukup mahal. Apalagi sensai yang dapat dinikmati wisatawan cukup menantang, yakni berjalan di atas jembatan gantung dengan terpaan angin yang cukup kencang, sehingga dapat mengombang-ambingkan jembatan gantung. Ditambah lagi, di bawah jembatan dentuman ombak menghantam tebing sesekali terjadi mengagetkan.
“Lumayan, hari pertama kemarin ada 8 orang menyebrang. Dari retribusi tiap wisatawan tidak sepenuhnya menjadi hak kami. sebanayak Rp. 30 ribu disisihkan untuk biaya jasa tukang ojek yang mengantar wisatawan kemari,” imbuh Siran.
Sementara itu, Dukuh Danggolo, Iwan menambahkan, semenjak kenaikan kunjungan wisatawan ke Pantai Timang terjadi, jasa ojek muncul sekitar satu tahun yang lalu. Medan jalan untuk sampai ke pantai ini cukup sulit, jalan berbatu terjal naik turun cukup beresiko bagi pengendara yang tidak terbiasa. Jasa ojek mangkal atau dapat ditemui berjarak sekitar 3 kilo meter dari Pantai Timang.
Akan tetapi sebagian pengunjung juga menghendaki menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi untuk sampai ke lokasi pantai. “Kelompok penyedia jasa penyebrangan jembatan dan Gondola berbeda, akan tetapi semua menginduk pada satu Pokdarwis,” ujarnya.